Kamis, 13 Juni 2013

Love In celebes ( part I )



 Love In Celebes

Cinta terkadang menyesakkan dada ,
 betapa tidak disaat kebahagiaan sudah aku genggam namun harus sirna oleh sebuah kepergian
Ini benar benar kepergian yang menyesakkan dada


Sembilan belas juni dua ribu sebelas , pagi masih buta . mobil phanter dengan nomor polisi DD 1355 LA yang aku tumpangi melaju kencang menuju kota daeng , Makassar . Ini memang hari yang kutunggu tunggu . setelah sekian lama perjuangan mengenyam pendidikan di daerah , kini saatnya aku melanjutkan kuliah di ibukota . yah ini adalah awalku menggapai cita citaku . Sebenarnya ini bukan cita citaku , tapi cita cita ayah .
Masih membekas dihatiku saat saat kepergian ayah . mei 2011 , pukul 07.00 .Dari arah jalan depan rumah aku mendengar teriakan , ‘regina , woii regina ‘ , teriakkan Lika sahabatku . Pagi ini dia menjemputku karna pagi ini adalah pengumuman kelulusan UN bagi sekolahku , sekolah SMA seIndonesia juga . Padahal aku masih mendengkur dan membungkus diriku didalam selimut merah milikku . rasanya sangat malas untuk beranjak dari tempat tidur . saya masih benar benar sangat mengantuk , betapa tidak tengah malam tadi aku baru pulang dari rumah sakit menjaga ayah .yahh , sudah 8 hari ayah terbaring lemah dirumah sakit . penyakit gula yang semakin menggerogoti tubuhnya seolah tak mau beranjak meninggalkan tubuh ayah . ‘Lika , kurang ajar sekaliko’ , teriakku saat Lika datang kekamar dan menarik selimut milikku . ‘ wehh bangun bangun mekoo , siapa yang terlambat bangun hari ini berarti dialah 1 diantara 336 siswa SMAN 1 Barru yang tidak lulus’ , ancam lika sambil tertawa dan menjulurkan lidahnya . ‘ apa ? weeh janganko sotta ‘ , balasku sambil berlari menuju kamar mandi di bawah rumah panggung bugis peninggalan kakek yang kini ayah tempati bersama ibu dan tentunya bersama aku dan Geya . setelah mandi akupun bergegas kekamar , sedang lika menungguku diruang tamu . kamarku dan ruang tamu hanya berbataskan tripleks saja . ‘ wehh kata anak anak 1 orang temanta tidak lulus’ , kata lika sambil memainkan E71 milikku . ‘ ha ? ih kasiannya itu kodong ,dag mau ko kah temaniki dia dag lulus juga ‘ , cetusku dengan nada bercanda . ‘ sembarangnya inie , kau lalomi‘ ,balas lika sambil melihat jam tangannya . ‘ weeh cepat cepat mekoo lagaya ‘ , lanjut Lika menyuruhku untuk segera beranjak dari depan cermin . tiba tiba ibu datang dari dapur , membawa teh panas untuk aku dan lika . ‘ minumki dulu teh nak ‘ , kata ibu . ‘ iyye tante’ , jawab lika . setelah itu kami pamitan ke ibu dan langsung beranjak ke SMA kebanggan kami yang terletak di jalur dua kota Barru menggunakan motor sky drive putih milik lika yang telah di modifikasi sedemikian rupa . menurutku motornya lebih mirip motor korban kecelakaan , body depannya dilepas , kemudian ban belakangnya di ganti dengan ban yang berukuran besar seperti ban mobil , tak lupa knalpotnya yang mirip suara motor vespa milik pak sukardi guru matematikaku .
Di depan SMABAR , demikian untuk sebutan sekolahku yang disingkat dari nama resminya SMA Negeri 1 Barru , telah berkumpul teman teman angkatanku . ada yang bermuka suramlah , sedihlah , semua jenis ekspresi muka sudah menjadi satu paket hari itu . tiba tiba reza , anak Ipa 3 berteriak ‘ weh , manami pylox muu , aiss dag seruu ‘ . kemudian yang lainnya menjawab ‘ tenang , belum saatnya nanti nanti pi bos’ .waktu menunggu pengumuman hanya kami isi dengan canda tawa , sembari saling mengejek dan berteriak teriak . tak lama kemudian pak tayyeb menuju ke papan pengumuman , beliau menempelkan beberapa lembar kertas beirisikan angka angka , sontak semua siswa berbondong bondog menuju kesana . teriakkan pun pecah ‘ hore , lulus ka ‘ . tak lama kemudian lapangan basketpun  penuh dengan anak anak SMABAR yang saling coret coretan , termasuk aku dan teman teman sekelasku . hari itu seperti milik kami semua yang lulus . semua kebahagiaaan kami tumpahkan saat itu . pelukan , airmata , tawa , teriakan , semuanya menjadi satu da mewarnai aksi coret coret kami . tak lama kemudian , alif salah satu teman seangkatan ku berteriak , ‘ woihh ayo konfoi keliling keliling barru , sampai pantai , kalau perlu sampe perbatasan kota Pare pare ki ‘ , semua pun kompak berteriak ‘ayo’ dan beranjak ke parkiran motor didepan dan dibelakang sekolah . seangakatan pun berkumpul di pinggir jalan belakang sekolah . rombongan dipimpin oleh alif bersama mio soulnya yang telah di modifikasi yang menurut saya lebih mirip dengan motor ala red devil . semua teman berterik , ‘kami lulus , kami lulus ’ . tak terkecuali aku .
Tiba tiba nokia E71 ku berdering lagu vierra hidup dan matiku , yah tentu saja itu nada panggilan . ‘halo , kenapako geya? ‘ , jawabku memulai percakapan . ‘ih , bapak gina , bapak , siniko kerumah sakit , cepatko kakak ‘ , jawab geya dengan nada tangis yang seolah tangis yang menyesakkan dada . ‘ wehh , kenapai bapakku ? kenapai nah ? tenangko adek , tungu mekaa kesana ka sekarang’ , jawabku dengan dengan nada yang tak karuan . akupun menyuruh lika berbelok arah menuju rumah sakit tipe C .kami berpisah dengan rombongan . teriakkan teman teman yang menanyakan aku hendak kemana pun terabaikan . Sesampai di rumah sakit , aku langsung berlari menuju ruang melati tempat ayah di rawat . ruangannya terletak di bagian belakang sehingga aku harus berlari lari kecil sembari menenteng tas rajutan milikku . sesampainya didepan kamar ayah , belum sempat aku masuk tiba tiba dari arah dalam kamar pak rusli datang , dia berdiri tepat didepanku ,dibagian pintu kamar . pak rusli ayah rara adalah dokter yang menangani ayahku selama dirumah sakit . dia tersenyum padaku , dengan senyuman yang aneh di mengusap rambutku lalu pergi dan tak dia pun sudah tak menghalangi pandanganku menatap tempat tidur ayah . aku tak percaya apa yang aku lihat sekarang , ditempat tidur ,tempat dimana ayah selama 8 hari dirawat sudah terbaring mayat kaku yang ditutupi kain putih , disampingnya ada ibu dan geya yang saling berpelukan dan menangis menyebut nama ayah . ingin rasanya aku berlari memeluk ayah , tapi rasa tak percaya seolah memberatkan langkahku . berat sekali , hingga air mataku menetes tak kusadari , bibirku gagu seketika tak bisa berbicara apa apa . rasanya badanku ingin merebah jatuh kelantai , lalu lika dari belakang memegang kedua pundakku dan membantuku melangkah ke mayat ayah . tangan bergetar sembari menarik kain putih yang menutup wajah ayah . wajahnya pucat putih , mayat tersenyum seolah ayah memberiku selamat atas kelulusannku hari ini . ayah telah pergi dan aku masih tak percaya itu . dari arah luar terdengar suara langkah kaki yang begitu riuh . teman temanku datang  dan ikut merasakan pedih yang kini kurasakan . nanda dan putri pun datang memelukku . yang lain hanya bisa memandangiku dengan wajah sedih .
Setelah pemakaman ayah , hidup dirumah rasanya sangat berbeda. Jika pagi datang tak ada lagi yang berteriak membangunkanku untuk shalat subuh , tak ada lagi lelaki tua yang duduk diteras rumah panggung sambil memakai sarung kusut kesukaannya , tak adalagi pipi keriput yang kan ku cium setiap harinya , dan tak ada lagi alasan bagiku untuk membuat secangkir teh panas . karna ayah aku belajar memasak , karna ayah pula kini aku harus menyadari diriku sendiri bahwa aku adalah seorang anak pertama yang harus melindungi ibuku dan mengayomi geya adikku. Hidup terasa begitu berat namun aku tak mau terpaku bahkan terperosok kedalam hidup kehilangan ini . aku punya cita cita dan cita cita itu adalah cita cita ayah . kata ayah aku harus menjadi seorang sarjana pendidikian jurusan matematika . padahal aku ingin sekali menjadi seorang desainer andalan seperti ibu anne avantie , desainer idolaku . itulah sebabnya saat SNMPTN tiba , pendidikan matematika Universitas Negeri Makassar menjadi pilihan pertamaku . dan memang sepertinya cita cita ayah diberkahi Tuhan, aku lulus murni jalur SNMPTN di pendidikan matematika Universitas Negeri Makassar. Tunggu aku Kampus Orange.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar